- Kelompok : 1
- Anggota Kelompok : 1. Carmelo Tumanggor (111402004)
2. Wilson Kongadian (111402030)
3. Hans Noel (111402074)
4. Ossie Zarina Prayitno (111402078)
5. Royananda (111402108)
:: Hasil Diskusi ::
:: Sumber Referensi ::
- Wikipedia
- Operant Conditioning
- Teori Kondisioning Operan B.F Skinner
- Teori Belajar - Penguatan B.F Skinner
- Teori Stimulus Respon
:: Testimoni ::
- Anggota Kelompok : 1. Carmelo Tumanggor (111402004)
2. Wilson Kongadian (111402030)
3. Hans Noel (111402074)
4. Ossie Zarina Prayitno (111402078)
5. Royananda (111402108)
:: Hasil Diskusi ::
Pengkondisian operan berhubungan langsung
dengan teori belajar untuk menjelaskan proses di mana seseorang
memperoleh pola perilaku. Menurut sumber yang kami dapat, Pengkondisian Operan
adalah Sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku
menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi.
Adapun tokoh-tokoh yang berhubungan dengan pengkondisian yaitu:
Ivan Pavlov (Pengkondisian Klasik) |
B.F. Skinner (Pengkondisian Operan) |
Disini kami mengambil satu tokoh yang berhubungan
dengan Pengkondisian Operan yaitu B.F Skinner (1904 - 1990) atau lebih
lengkapnya Burrhus Frederic Skinner adalah seorang psikolog Amerika Serikat
terkenal dari aliran behaviorisme.
Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal
tahun 1930-an, pada waktu keluarnya teori S-R (Stimulus - Response, oleh John
Dollard dan Neil E. Miller). Pada waktu itu model kondisian klasik dari Pavlov
telah memberikan pengaruh yang kuat pada pelaksanaan penelitian. Istilah-istilah
seperti cues (pengisyaratan), purposive behavior (tingkah laku
purposive) dan drive stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan untuk
menunjukkan daya suatu stimulus untuk memunculkan atau memicu suatu respon
tertentu.
Namun, Skinner tidak sependapat dengan teori tersebut.
Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak
lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan
lingkungannya. Inti pemikiran Skinner adalah setiap manusia bergerak karena
mendapat rangsangan dari lingkungannya. Sistem tersebut dinamakan "cara
kerja yang menentukan" (pengkondisian operan). Setiap makhluk hidup
pasti selalu berada dalam proses bersinggungan dengan lingkungannya. Di dalam
proses itu, makhluk hidup menerima rangsangan atau stimulan tertentu yang
membuatnya bertindak sesuatu. Rangsangan itu disebut stimulan yang menggugah.
Stimulan tertentu menyebabkan manusia melakukan tindakan-tindakan tertentu
dengan konsekuensi-konsekuensi tertentu.
Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk
kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm. 122). Asumsi-asumsi itu
adalah sebagai berikut:
- Belajar itu adalah tingkah laku.
- Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
- Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
- Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.
Contoh konkret pada mahasiswa TI: Suatu ketika kami
diberi tugas untuk membuat website dinamis, padahal sebelumnya kami belum
pernah mencoba website seperti itu. Maka demi mencapai tujuan yang diharapkan,
mulailah kami mempelajari bahasa-bahasa pemrograman seperti PHP, JavaScript,
CSS, AJAX, dll, untuk membentuk website yang dinamis. Hal tersebut menunjukkan
bahwa adanya suatu proses yang memaksa kita untuk belajar hal-hal baru guna
mencapai suatu tujuan.
- Wikipedia
- Operant Conditioning
- Teori Kondisioning Operan B.F Skinner
- Teori Belajar - Penguatan B.F Skinner
- Teori Stimulus Respon
:: Testimoni ::
Pengkondisian Operan yaitu Jenis pengkondisian di
mana perilaku dari seseorang diharapkan dapat menghasilkan penghargaan atau
mencegah sebuah hukuman, jadi berhubungan dengan penguat positif atau negatif.
Hal itu membuat kecenderungan untuk mengulang perilaku seperti ini dipengaruhi
oleh ada atau tidaknya penegasan dari konsekuensi-konsekuensi yang dihasilkan
oleh perilaku. Dengan demikian, penegasan itu akan memperkuat sebuah perilaku
terulang lagi ataupun tidak.
Seperti misalnya, kita dalam sebuah perjalanan
menuju suatu tempat yang belum pernah kita kunjungi. Sebenarnya ada banyak
jalan yang bisa dilewati, tetapi saat melewati satu jalan yang kita harapkan
bisa membuat perjalanan lebih singkat, jalan tersebut malah rusak dan
berlubang. Untuk kedua kalinya, kita tidak seharusnya melewati jalan itu lagi
karena kita sudah mendapat proses pembelajaran dari perjalanan tersebut yaitu
jalan itu rusak dan sulit dilewati.
No comments:
Post a Comment