Blogger Widgets

March 24, 2013

Pengkondisian Operan

- Kelompok : 1
- Anggota Kelompok : 1. Carmelo Tumanggor (111402004)
                                   2. Wilson Kongadian (111402030)
                                   3. Hans Noel (111402074)
                                   4. Ossie Zarina Prayitno (111402078)
                                   5. Royananda (111402108)

:: Hasil Diskusi ::


Pengkondisian operan berhubungan langsung dengan teori belajar untuk menjelaskan proses di mana seseorang memperoleh pola perilaku. Menurut sumber yang kami dapat, Pengkondisian Operan adalah Sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi.

Adapun tokoh-tokoh yang berhubungan dengan pengkondisian yaitu:
Ivan Pavlov (Pengkondisian Klasik)

B.F. Skinner (Pengkondisian Operan)

Disini kami mengambil satu tokoh yang berhubungan dengan Pengkondisian Operan yaitu B.F Skinner (1904 - 1990) atau lebih lengkapnya Burrhus Frederic Skinner adalah seorang psikolog Amerika Serikat terkenal dari aliran behaviorisme. 

Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya teori S-R (Stimulus - Response, oleh John Dollard dan Neil E. Miller). Pada waktu itu model kondisian klasik dari Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuat  pada pelaksanaan penelitian. Istilah-istilah seperti cues (pengisyaratan), purposive behavior (tingkah laku purposive) dan drive stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan untuk menunjukkan daya suatu stimulus untuk memunculkan atau memicu suatu respon tertentu.

Namun, Skinner tidak sependapat dengan teori tersebut. Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungannya. Inti pemikiran Skinner adalah setiap manusia bergerak karena mendapat rangsangan dari lingkungannya. Sistem tersebut dinamakan "cara kerja yang menentukan" (pengkondisian operan). Setiap makhluk hidup pasti selalu berada dalam proses bersinggungan dengan lingkungannya. Di dalam proses itu, makhluk hidup menerima rangsangan atau stimulan tertentu yang membuatnya bertindak sesuatu. Rangsangan itu disebut stimulan yang menggugah. Stimulan tertentu menyebabkan manusia melakukan tindakan-tindakan tertentu dengan konsekuensi-konsekuensi tertentu.

Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm. 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:
  1. Belajar itu adalah tingkah laku.
  2. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
  3. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
  4. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.
Contoh konkret pada mahasiswa TI: Suatu ketika kami diberi tugas untuk membuat website dinamis, padahal sebelumnya kami belum pernah mencoba website seperti itu. Maka demi mencapai tujuan yang diharapkan, mulailah kami mempelajari bahasa-bahasa pemrograman seperti PHP, JavaScript, CSS, AJAX, dll, untuk membentuk website yang dinamis. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya suatu proses yang memaksa kita untuk belajar hal-hal baru guna mencapai suatu tujuan.


:: Sumber Referensi ::

- Wikipedia
Operant Conditioning 
Teori Kondisioning Operan B.F Skinner 
Teori Belajar - Penguatan B.F Skinner
- Teori Stimulus Respon 

:: Testimoni ::


Pengkondisian Operan yaitu Jenis pengkondisian di mana perilaku dari seseorang diharapkan dapat menghasilkan penghargaan atau mencegah sebuah hukuman, jadi berhubungan dengan penguat positif atau negatif. Hal itu membuat kecenderungan untuk mengulang perilaku seperti ini dipengaruhi oleh ada atau tidaknya penegasan dari konsekuensi-konsekuensi yang dihasilkan oleh perilaku. Dengan demikian, penegasan itu akan memperkuat sebuah perilaku terulang lagi ataupun tidak.

Seperti misalnya, kita dalam sebuah perjalanan menuju suatu tempat yang belum pernah kita kunjungi. Sebenarnya ada banyak jalan yang bisa dilewati, tetapi saat melewati satu jalan yang kita harapkan bisa membuat perjalanan lebih singkat, jalan tersebut malah rusak dan berlubang. Untuk kedua kalinya, kita tidak seharusnya melewati jalan itu lagi karena kita sudah mendapat proses pembelajaran dari perjalanan tersebut yaitu jalan itu rusak dan sulit dilewati.

No comments:

Post a Comment